Rabu, 19 Maret 2014

Di Era Steve Jobs, Karyawan Apple Tidak Mengenal Cuti & Libur

src gopego
Di Era Steve Jobs, Karyawan Apple Tidak Mengenal Cuti & Libur
Yukari Kane, seorang penulis yang baru saja menerbitkan buku terbarunya yang berjudul ‘Haunted Empire: Apple After Steve Jobs’ baru-baru ini menyempatkan diri untuk diwawancara oleh The New York Times. Dalam wawancara tersebut, Kane memberikan sejumlah bocoran tentang perbedaan kepemimpinan di era Steve Jobs dengan CEO saat ini yaitu Tim Cook.
Pertama-tama, Kane menekankan bahwa rumor yang mengatakan Tim Cook adalah orang yang sangat santai adalah kabar yang sama sekali tidak benar; Cook merupakan sosok yang sangat serius walaupun jauh lebih pendiam ketimbang Jobs. Namun di balik ketegasannya tersebut, Cook juga lebih flaksibel ketimbang Jobs, terutama ketika menyikapi soal liburan dan cuti. Secara garis besar, Kane menggambarkan Cook sebagai seseorang yang memahami kalau tiap pegawai pasti butuh liburan.
Jobs sangat gemar memanggil kembali para karyawan yang sedang berlibur untuk segera kembali ke kantor. Jobs bahkan bisa memaksa para karyawan untuk masuk kantor dan bekerja di hari raya Natal, jika di menit-menit terakhir dia memutuskan ingin melihat sebuah warna baru untuk iPod shuffle.”
Sekalipun perubahan kebijakan yang diterapkan Cook jelas disambut dengan baik oleh para karyawan, namun Kane tidak yakin kalau perubahan ini justru akan berdampak positif bagi Apple di jangka panjang. Kane merasa bahwa untuk membuat Apple tetap membutuhkan sosok pimpinan visioner setengah diktator seperti Steve Jobs yang bisa terus mendorong para karyawannya untuk mencapai batas-batas kemampuan mereka.
Ketika pegawai dimanjakan dengan fleksibilitas cuti dan liburan, maka mereka akan kehilangan intensitas yang mutlak dibutuhkan untuk bisa mencetak home run (kesuksesan) secara terus menerus. Jadi tidak mengejutkan jika tindakan pertama Jobs setelah kembali ke Apple di tahun 90an adalah dengan menghapus program cuti panjang.”
Namun hal ini bukan berarti bahwa Apple telah berubah menjadi sebuah perusahaan yang terlalu lunak; cerita tentang keputusan mundur salah seorang mantan desainer Apple memperlihatkan bahwa tuntutan kerja di Apple masih sangat tinggi. Jonny Ive juga bercerita bahwa divisi desain yang dipimpinnya bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan lebih hanya untuk menyempurnakan stand iMac.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar